Uji Coba Bahan Bakar Biodesel Minyak Kemiri Sunan
Sabtu (02/03), dilakukan uji coba penggunaan minyak kemiri sebagai bahan bakar bio diesel, pengganti solar. Uji coba tersebut dihadiri langsung oleh sang pengasuh Ponpes Sunan Drajat, Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, yang berlokasi di salah satu bengkel otomotif SMK Sunan Drajat Lamongan. Bahan bakar tersebut diuji coba pada salah satu mesin yang ada di bengkel tersebut, dan disaksikan para santri dan juga beberapa siswa-siswi perwakilan MA Ma’arif 7 Sunan Drajat.
Awal mula pengembangan kemiri Sunan menjadi bahan bakar biodiesel, berawal dari gagasan sang pengasuh untuk mencari bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fossil, pada 2004. Tanaman kemiri tersebut ditemukan di Majalengka yang dikenal dengan nama kemiri China dan pemberian nama kemiri Sunan, mendapatkan persetujuan dari sang pengasuh. D ari literatur yang ada, asal muasal kemiri Sunan atau kemiri China itu, dari Pilipina.
Pertama kali ditanam oleh seorang pedagang China di Karawaci, Tanggerang. Maksud awal pedagang itu, buah kemiri ditanam untuk diambil minyaknya, sebagai bahan pengganti pernis. Dalam praktiknya, pemanfaatan minyak kemiri yang disebut “thung oil“, untuk pernis, dianggap tidak berhasil dengan alasan karena cepat kering.
Namun, mengkonsumsi kemiri yang diberi nama kemiri “Sunan” oleh lingkungan Ponpes Sunan Drajat, bisa keracunan dan mengakibatkan diare bagi yang mengkonsumsinya. Masalahnya, kemiri yang nama latinnya, “Reutalis trisperma“, berbeda dengan kemiri yang biasa dimanfaatkan untuk memasak. Kemiri yang satu ini, memiliki keistimewaan, bisa diolah menjadi bahan bakar biodiesel, pengganti solar.
Tim Jurnalis SMK SDL