Pendidikan dan Peradaban Bangsa

Pendidikan dan Peradaban Bangsa

Oleh : Luluk Khotimah, S.Pd

Dewasa ini, gelombang peradaban masyarakat modern telah mengalami perubahan yang begitu cepat dan pesatnya. Arus informasi dan teknologi menjadi kekuatan dan kekuasaan yang dapat menentukan dinamika kehidupan masa kini. Menurut Alvin Toffler mengatakan bahwa ”siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai kehidupan”. Shimon Peres pun berpendapat bahwa di era informasi, ada tiga kekuatan yang dominan: 1) ilmu pengetahuan, 2) teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan, 3) informasi. Ketiga dominasi kekuatan ini tidak mengenal batas-batas teritorial bangsa dan negara, kekuatannya bagaikan arus gelombang yang tidak ada yang dapat menghentikan dan menghambatnya.

Perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat modern menuntut bangsa-negara untuk menguasi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa yang tidak menguasainya maka dengan sendirinya akan terhegemoni oleh bangsa-negara maju yang menguasai gelombang peradaban informasi. Indonesia sebagai salah satu negara dunia berkembang tentu memerlukan kesiapan dan kemampuan anggota masyarakatnya berupa daya adaptasi dengan nilai-nilai baru, daya saing/kompetisi, dan kreativitas untuk dapat eksis di era peradaban informasi. Pendidikan adalah media strategis untuk melakukan transformasi sosial dalam menyiapkan human resources yang cerdas, dinamis, progresif , inovatif-kreatif dan tentu mempunyai basis spiritualitas dan akhlak mulia.

Menurut Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan pilihan strategis untuk melakukan proses perubahan sosial menuju masyarakat yang cerdas, beradab, adil, makmur dan sejaktera. Pendidikan berfungsi membentuk watak peradaban sebuah bangsa yang beradab dan bermartabat. Menjadikan pendidikan sebagai agenda utama kebijakan pemerintah adalah pilihan stategis untuk menghadapi tantangan arus peradaban informasi.

Yusuf al-Qardlawi mengatakan peradaban adalah akumulasi fenomena kemajuan materi, keilmuan, seni, sastra, dan sosial pada suatu kelompok masyarakat, atau pada beberapa masyarakat yang mempunyai kesamaan. Masyarakat Indonensia adalah masyarakat yang majemuk namun mempunyai kesamaan yaitu bangsa dan Negara yang berKetuhanan Yang Maha Esa. Falsafah peradaban bangsa Indonesia mengandung unsur-unsur transendensi sebagai nilai-nilai bangsa yang berbudaya dan beradab., bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dan untuk membangun peradaban bangsa yang beradab diperlukan entitas social yang terdidik sebagai subyek perubahannya. Menurut Elias, dkk. (dalam Ciarrochi, dkk., 2001) menyebutkan bahwa manusia yang terdidik adalah mereka yang berilmu pengetahuan (knowledgeable), bertanggung jawab (responsible), penyayang (caring) dan tidak kasar (nonviolent).

Cinta ilmu pengetahuan adalah merupakan kenikmatan dan karunia dari-Nya. Sungguh, alangkah indah dan nikmatnya ketika iman dibarengi dengan ilmu Sebagaimana Firman Allah yang artinya “ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Al Mujaadilah 114). Dengan demikian, potensi akal dan nalurinya akan semakin terbuka, jernih dan jenius untuk mengetahui, menangkap dan merasakan kebenaran.

Seiring dengan spirit dan ruh ajaran Islam akan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, tradisi intelektualisme adalah merupakan aktivitas kesehariannya. Menjadikan tradisi intelektualisme atau kultur ilmiah yang berupa budaya membaca, menulis, meneliti dan berdiskusi adalah perwujudan ibadah. Pembudayaan kultur ilmiah akan menjadi massif dan menyatu dalam diri kaum beriman ketika memandang bahwa tradisi ilmiah adalah proses pendidikan, sebuah usaha yang dilakukan sepanjang masa secara sistemik, tanpa terbatas ruang dan waktu, dimanapun dan kapan pun itu.

Aktivitas intelektualisme merupakan titik awal membangun peradaban. Partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan masyarakatnya yang peduli dan mempunyai keberpihakan mengawal agenda pendidikan dan pembelajaran di Indonesia baik di lingkungan formal, informal maupun non formal dapat mendorong dan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang terdidik. Cita-cita dan harapan mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara adalah merupakan tanggung jawab bersama. Kebijakan pemerintah terhadap masa depan pendidikan nasional dan memprioritaskanya sebagai agenda utama tentu akan sangat menentukan untuk perubahan dan kemajuan bangsa. Dan generasi muda adalah actor utama atau subyek perubahan. Mempersiapkan kaum muda sebagai entitas sosial yang terdidik dan terpelajar adalah merupakan representasi masyarakat yang berilmu pengetahuan. Sebagai investasi dan asset masa depan bangsa, generasi muda perlu juga dibekali kekuatan moralitas untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan sehingga tidak mudah terbawa arus kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan mainstream masyarakat Indonesia yang religius.

Masyarakat terdidik hanya dapat terwujud melalui proses pendidikan yang demokratis, berkeadilan, dialogis dan adanya unsur keteladanan. Proses transfer ilmu dan nilai-nilai kebajikan akan dapat diterima dengan baik dan benar oleh sang penerima pembelajaran ketika posisi Guru sebagai pendidik mampu memberi teladan bagi peserta didiknya sehingga penerapan ilmu yang didapatnya menjadi bermakna dan bermanfaat. Segala upaya mengarungi samudera ilmu tanpa terbatas ruang dan waktu, menjadikan pendidikan seumur hidup sebagai prinsip atau spirit kaum pembelajar dan diniati ibadah karena mengharap ridho-Nya, akan menghantarkan masyarakat menuju peradaban manusia yang dilandasi nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Membangun peradaban manusia supaya dapat berdiri laksana bangunan yang kokoh, tidak mudah dihancurkan maka diperlukan pondasi yang kuat pula. Nilai-nilai transenden adalah merupakan pondasinya. Kekuatan keimanan dan keilmuan akan menjadi pondasi dan benteng pertahanan keberlangsungan peradaban bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah media pembangunan peradaban manusia, tanpanya tidak akan melahirkan bangsa yang berbudaya. Natsir sebagai salah satu tokoh besar dunia yang baru saja dideklarasikan menjadi Pahlawan Nasional pernah menegaskan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya kehidupan masyarakat tersebut.

Dalam catatan sejarah umat manusia, Hujair AH. Sanaky mengatakan bahwa hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya, sekalipun dalam masyarakat yang masih terbelakang (primitif). Pendidikan memegang peranan penting sebagai pendorong dan pengerak peradaban bangsa. Lahirnya kebudayaan dan peradaban bangsa tidak lain adalah karena adanya proses pendidikan yang dialogis, adanya proses interaksi antar manusia dengan potensi pengetahuan yang dimilikinya, yang semakin berkembang dari proses thesis-anti thesis menjadi sintesis, dan berulang secara terus menerus sebagai proses pencarian dan perbaikan menuju kesempurnaan.

CC : https://sites.google.com/guru.smk.belajar.id/luluk-khotimah/opini?authuser=0

Team ICT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *